Berdasarkan Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : Skep/756/X/2005,
tentang Pengesahan Pemakaian Logo Densus 88 Anti Teror, tanggal 18
Oktober 2005, maka berikut ini adalah LOGO DENSUS 88 ANTI TEROR.
Logo dapat dideskripsikan sebagai berikut :
Berupa desain lingkaran dengan garis warna hitam dengan tulisan
“DETASEMEN KHUSUS 88 ANTI TEROR” dengan latar belakang warna merah marun
dan di tengah-tengah lingkaran terdapat gambar burung hantu warna hitam
dan abu-abu dengan latar belakang warna kuning terang.
ARTI LOGO
Burung hantu merujuk pada spesies burung “nocturnal” (aktif waktu
malam) dan mempunyai bentuk muka yang berbeda dengan burung biasa. Muka
burung hantu berbentuk rata seperti muka manusia dengan kedua belah
matanya menghadap ke depan. Burung hantu juga mempunyai paruh bengkok
kebawah yang tajam, dan mempunyai bulu jambul yang lembut.
Burung hantu adalah binatang pemangsa yang efisien karena dilengkapii
perlengkapan yang memadai sebagai predator. Matanya yang terletak
dibagian depan memberi kesan burung ini pandangan “menyatu” yang hebat.
Dimana seekor burung hantu mempunyai kemampuan penglihatan secara
binokuler (melihat sebuah obyek dengan kedua mata secara bersamaan),
sehingga burung hantu dapat melihat obyek secara tiga dimensi dengan
wilayah penglihatan 110 derajat, 70 derajat diantaranya dapat dilihat
secara binokuler. Namun ia bisa memutar kepalanya 270 derajat sehingga
bisa melihat ke belakang dengan mudah.
Karena sering berburu dimalam hari, burung hantu dilengkapi dengan
sistem pendengaran yang sagat baik. Telinga terletak di dekat mata dan
dilingkupi oleh wajah yang lebar. Wajah yang lebar ini berfungsi seperti
radar menangkap suara yang menyalurkan gelombang suara melaui otot-otot
wajah ke telinga. Daya penglihatannya dan pendengarannya pada malam
hari sangat tajam, mampu mendengar cicitan tikus pada jarak 500 m.
Cakarnya yang tajam akan keluar memanjang saat menyerang sehingga
meningkatkan keberhasilan serangan.
Burung hantu juga dilengkapi sepasang sayap yang cukup spesial karena
mampu meredam gerakan udara yang membuatnya tidak bersuara saat terbang
dan menangkap mangsanya dengan kejutan. Itu juga membuatnya mampu
mendengar pergerakan buruannya dengan jelas sambil terbang.
Semuanya itu membuat Burung Hantu memiliki kemampuan berburu yang
sangat tinggi, tangkas, cekatan dan disamping menyambar juga mengejar
mangsanya di atas tanah. Penelitian pada jenis tertentu, kotoranya
menunjukkan 99% memangsa tikus sedangkan 1% memangsa serangga.
Mengkonsumsi tikus lebih banyak 2-3 ekor per hari namun daya membunuh
lebih dari yang dimakannya.
FILOSOFI
Burung hantu dengan kemampuan penglihatan yang tajam, pendengaran
yang kuat karena “radar” yang ada pada wajahnya, kemampuan bergerak
tanpa bersuara di malam hari, dan kecepatan terbang yang tinggi akan
memburu tikus (yang dimanapun selalu mengganggu dan merusak) kemanapun
bersembunyi secara cepat dan akurat. Tikus dapat diartikan sebagai
teroris yang selalu mengganggu umat manusia. Kemampuan burung hantu
tersebut dapat melambangkan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta dapat bergerak dengan sangat rahasia digunakan sebagai logo
Detasemen Khusus 88 Anti Teror untuk memburu teroris kemanapun berada.
Arti angka 88 pada tulisan Detasemen Khusus 88 ini menyerupai dua
buah borgol. Angka 88 merupakan representasi dari korban peristiwa bom
Bali pada tahun 2002 dari warga asing yang mengalami korban terbanyak
yaitu Australia. Makna “88″ berikutnya adalah, angka “88″ tidak terputus
dan terus menyambung. Ini artinya bahwa pekerjaan Detasemen 88
Antiteror ini terus berlangsung dan tidak kenal berhenti. Angka “88″
juga menyerupai borgol yang maknanya polisi serius menangani kasus ini.
Meski sudah terjadi ratusan pengeboman di Indonesia sejak tahun 1999,
pemerintah Republik Indonesia belum menyadari akan adanya aktivitas
terorisme di Indonesia. Kasus pengeboman di Bali tanggal 12 Oktober 2002
telah membuka mata pemerintah Republik Indonesia dan dunia pada umumnya
bahwa di Indonesia benar telah terjadi aktivitas terorisme yang sangat
serius.
Perundang-undangan pemberantasan terorismepun segera dibentuk, bahkan
diberlakukan surut untuk penanggulangan terorisme tersebut. Untuk dapat
menanggulangi terorisme di Indonesia,segera dibuat naskah kerjasama
internasional di bidang kepolisian, teknik dan intelijen dengan negara
negara di dunia.
Untuk dapat segera mengungkap kasus bom Bali tersebut, Kepala
Kepolisian Republik Indonesia membentuk satuan tugas yang
anggota-angotanya dipilih dari polisi-polisi terbaik dari seluruh
Indonesia. Tugas pokok satuan tugas yang baru dibentuk adalah untuk
dapat segera mengungkap kasus pengeboman,menangkap pelaku dan membongkar
jaringan teroris yang ada di belakangnya. Cara kerja satuan tugas
tersebut agar lebih efektif, maka diberi keleluasaan untuk memotong
segala bentuk hambatan birokratis di lingkungan Polri.
Pasukan khusus ini dibiayai oleh pemerintah Amerika Serikat melalui
bagian Jasa Keamanan Diplomatik (Diplomatic Security Service) Departemen
Negara AS dan dilatih langsung oleh instruktur dari CIA, FBI, dan U.S.
Secret Service. Kebanyakan staf pengajarnya adalah bekas anggota pasukan
khusus AS. Pusat pelatihannya terletak di Megamendung, 50 kilometer
selatan kota Jakarta.
Persenjataan :
Satuan pasukan khusus baru Polri ini dilengkapi dengan persenjataan dan kendaraan tempur buatan Amerika, seperti :
- Senapan serbu Colt M4
- Senapan penembak jitu Armalite AR-10
- shotgun Remington 870
Bahkan dikabarkan satuan ini akan memiliki pesawat C-130 Hercules
sendiri untuk meningkatkan mobilitasnya. Semua persenjataan yang
diberikan, termasuk materi latihan, diberitakan sama persis dengan apa
yang dimiliki oleh satuan khusus antiteroris AS.
Selain persenjataan, setiap personil Densus 88 AT Polri dilengkapi
dengan peralatan personal maupun tim ; alat komunikasi personal, GPS,
kamera pengintai malam, alat penyadap dan perekam mikro, pesawat
interceptor, mesin pengacak sinyal, dan lain-lain. Untuk mendukung
keberhasilan operasional, Densus 88 AT Polri juga bekerja sama dengan
operator telepon seluler, dan internet untuk mendeteksi setiap
pergerakan kelompok terorisme dalam berkomunikasi
Sementara untuk unit penjinak bom juga diperlengkapi dengan peralatan
pendukung, semisal pendeteksi logam terbaru, sarung tangan dan masker
khusus, rompi dan sepatu anti ranjau darat, serta kendaraan taktis
peredam bom
Biaya:
Seperti diketahui bersama bahwa dukungan anggaran untuk membentuk
kesatuan anti terror dengan naman Densus 88 AT Polri ini berasal dari
Amerika Serikat, tepatnya melalui Jasa Keamanan Diplomatik (US
Diplomatic Security, State Department). Di awal pembentukan Densus 88 AT
Polri tak kurang dari Rp. 150 Milyar pada medio tahun 2003 , sedangkan
tahun berikutnya operasional Densus 88 AT Polri pada tahun 2004 hanya
Rp. 1.5 Milyar, hal ini bisa jadi disebabkan karena tertutupi oleh
alokasi anggaran pembentukan di pertengahan tahun 2003. Dan hal tersebut
terbukti, pada tahun 2005 anggaran yang digunakan membesar menjadi Rp.
15 Milyar, dan pada anggaran tahun 2006 meningkat fantastis menjadi Rp.
43 Milyar. Dengan mengacu pada uraian tersebut diatas, maka tak heran
apabila Densus 88 AT Polri diharapkan oleh internal Polri dan pemerintah
Indonesia untuk menjadi kesatuan anti terror yang handal dan
professional.
Saat ini personil Densus 88 AT Polri di tingkat pusat tak lebih dari
400 orang dengan kualifikasi anti terror terbaik. Sedangkan di tingkat
Polda, personil Densus 88 AT Polri berkisar antara 50 hingga 75
personil. Sebelum direkrut dan menjadi bagian dari Densus 88 AT Polri,
para anggota Polri tersebut terlebih dahulu dilatih di Pusat Pendidikan
(Pusdik) Reserse Polri di kawasan Mega Mendung, Puncak, Jawa Barat serta
Pusat Pendidikan Anti Teror Nasional (Platina), Kompleks Akademi
Kepolisian, Semarang. Para pengajarnya, selain internal Polri, juga
berasal dari instruktur CIA, FBI, National Service-nya Australia, dan
jaringan organisasi intelijen Barat lainnya. Selain diajari berbagai
teori dan metodologinya, kedua pusat pendidikan tersebut juga
difasilitasi oleh simulator dan pendukung lainnya.